SEARCH
AND RESCUE
Search and rescue (SAR) adalah kegiatan dan usaha mencari, menolong, dan
menyelamatkan jiwa manusia yang hilang atau dikhawatirkan hilang atau menghadapi bahaya dalam musibah-musibah seperti pelayaran, penerbangan dan bencana .
Search and rescue (SAR) adalah kegiatan dan usaha mencari, menolong, dan
menyelamatkan jiwa manusia yang hilang atau dikhawatirkan hilang atau menghadapi bahaya dalam musibah-musibah seperti pelayaran, penerbangan dan bencana .
Istilah
SAR telah digunakan secara internasional tak heran jika sudah sangat mendunia
sehingga menjadi tidak asing bagi orang di belahan dunia manapun tidak
terkecuali di Indonesia.
Operasi SAR dilaksanakan tidak hanya pada daerah dengan medan berat seperti di laut, hutan, gurun pasir, tapi juga dilaksanakan di daerah perkotaan.
Operasi SAR dilaksanakan tidak hanya pada daerah dengan medan berat seperti di laut, hutan, gurun pasir, tapi juga dilaksanakan di daerah perkotaan.
Operasi
SAR seharusnya dilakuan oleh personal yang memiliki ketrampilan dan teknik
untuk tidak membahayakan tim penolongnya sendiri maupun korbannya. Operasi SAR
dilaksanakan terhadap musibah penerbangan seperti pesawat jatuh, mendarat
darurat dan lain-lain, sementara pada musibah pelayaran bila terjadi kapal
tenggelam, terbakar, tabrakan, kandas dan lain-lain. Demikian juga terhadal
adanya musibah lainnya seperti kebakaran, gedung runtuh, kecelakaan kereta api
dan lain-lain.
Sar TERBAGI 3, YAITU:
1.
SAR LAUT
2.
SAR DARAT
3.
SAR UDARA
PENCARIAN SAR TERBAGI MENAJDI 3,
YAITU :
1.
OBAT NYAMUK
2.
PAGAR BETIS
3.
SETENGAH LINGKARAN
Tujuan SAR : untuk menyelamatkan korban
kecelakaan dan bencana
Objek
SAR : sesuatu yang dalam keadaan terpencil dan tersulit
Syarat –syarat SAR
1.
Memiliki moral yang tinggi
2.
Memiliki keterampilan
3.
Memiliki kedisiplinan
4.
Memiliki keberanian
5.
Memiliki fisik yang kuat
Misi SAR
1.
Yang disebabkan oleh kerusakan pada pesawat terbang/ kapal laut
2.
Orang dalam keadaan tersesat / terisolir
3.
Adanya gangguan / luka-luka
4.
Adanya gangguan cuaca
Organisasi SAR Yang Dikenal Di Indonesia
- BASARI (Badan SAR Indonesia)
: 6 menteri (Keuangan, Hankam, Dalam Negeri, Luar Negeri, Sosial, dan
Perhubungan)
- BASARNAS (Badan SAR Nasional)
: di bawah koordinasi Departemen Perhubungan.
- KKR (Kantor Koordinator
Rescue) : ada dilokasi : Jakarta, Surabaya, Ujung Pandang, dan Biak
- SKR (Sub Koordinasi
Rescue) : ada didaerah : Medan, Padang, Tanjung Pinang, Denpasar, Pontianak,
Menado, Banjarmasin, Kupang, Ambon, Balikpapan, Sorong, Merauke, Jayapura.
Organisasi Operasi SAR
- SC (SAR Coordinator) :
Biasanya pejabat pemerintah yang mempunyai wewenang
dalam penyediaan fasilitas. - SMC (SAR Mission
Coordinator) : Harus orang yang mempunyai pengetahuan dan kemampuan
tinggi dalam nenentukan MPP (Most Probable Position), menentukan area pencarian, strategi pencarian (berapa unit, teknik dan fasilitas). - OSC (On Scene Commander)
: Tidak mutlak ada, tapi juga bias lebih dari satu, tergantung wilayah
komunikasi dan kesulitan jangkauaanya.
- SRU (Search And Rescue
Unit).
Tugas SMC
1.
Menganalisa data yang masuk/diperoleh
agar :
·
menentukan datum (MPP / Most Probable
Position)
·
menentukan daerah pencarian
·
menentukan jumlah unsure yang dipakai
·
memperkirakan berapa lama waktu operasi.
2.
Melakukan koordinasi dengan semua unsure
yang terlibat serta melayani hubungan.koordinasi (misalnya dengan
pejabat-pejabat, wartawan, dan lain-lain).
3.
Menyediakan fasilitas logistik yang
diperlukan SRU.
Sistem SAR
Ada 5 tahapan
dalam operasi SAR :
1.
|
Awareness Stage (Tahap Kekhawatiran)
|
|
Adalah kekhawatiran bahwa suatu
keadaan darurat diduga akan muncul (saat disadarinya terjadi keadaan darurat/
musibah)
|
||
2.
|
Initial Action Stage (Tahap Kesiagaan/
Preliminary Mode)
|
|
Adalah tahap seleksi informasi yang
diterima, untuk segera dianalisa dan ditetapkan bahwa berdasarkan informasi
tersebut, maka keadaan darurat saat itu diklasifikasikan sebagai :
|
||
a.
|
INCERFA (Uncertainity Phase/ Fase
meragukan) :
|
|
adalah suatu keadaan emergency yang
ditunjukkan dengan adanya keraguan mengenai keselamatan jiwa seseorang karena
diketahui kemungkinan mereka dalam menghadapi kesulitan.
|
||
b.
|
ALERFA (Alert Phase/ Fase
Mengkhawatirkan/ Siaga) :
|
|
adalah suatu keadaan emergency yang
ditunjukkan dengan adanya kekhawatiran mengenai keselamatan jiwa seseorang
karena adanya informasi yang jelas bahwa mereka menghadapi kesulitan yang
serius yang mengarah pada kesengsaraan (distress).
|
||
c.
|
DITRESFA (Ditress Phase/ Fase Darurat
Bahaya) :
|
|
adalah suatu keadaan emergency yang
ditunjukkan bila bantuan yang cepat sudah dibutuhkan oleh seseorang yang
tertimpa musibah karena telah terjadi ancaman serius atau keadaan darurat
bahaya. Berarti, dalam suatu operasi SAR informasi musibah yang diterima bisa
ditunjukkan tingkat keadaan emergency dan dapat langsung pada tingkat
Ditresfa yang banyak terjadi.
|
||
3.
|
Planning Stage (Tahap Perencanaan/
Confinement Mode)
|
|
Yaitu saat dilakukan suatu tindakan
sebagai tanggapan (respons) terhadap keadaan sebelumnya, antara lain :
|
||
*
|
Search Planning Event (tahap
perencanaan pencarian).
|
|
*
|
Search Planning Sequence (urutan
perencanaan pencarian).
|
|
*
|
Degree of Search Planning (tingkatan
perencanaan pencarian).
|
|
*
|
Search Planning Computating
(perhitungan perencanaan pencarian).
|
|
4.
|
Operation Stage (Pertolongan)
|
|
Detection Mode/ Tracking Mode And
Evacuation Mode, yaitu seperti dilakukan operasi pencarian dan pertolongan
serta penyelamatan korban secara fisik. Tahap operasi meliputi :
|
||
*
|
Fasilitas SAR bergerak ke lokasi
kejadian.
|
|
*
|
Fasilitas SAR bergerak ke lokasi
kejadian.
|
|
*
|
Melakukan pencarian dan mendeteksi
tanda-tanda yang ditemui yang diperkirakan ditinggalkan survivor (Detection
Mode).
|
|
*
|
Mengikuti jejak atau tanda-tanda yang
ditinggalkan survivor (Tracking Mode).
|
|
*
|
Menolong/ menyelamatkan dan
mengevakuasi korban (Evacuation Mode), dalam hal ini memberi perawatan gawat
darurat pada korban yang membutuhkannya dan membawa korban yang cedera kepada
perawatan yang memuaskan (evakuasi).
|
|
*
|
Mengadakan briefing kepada SRU.
|
|
*
|
Mengirim/ memberangkatkan fasilitas
SAR.
|
|
*
|
Melaksanakan operasi SAR di lokasi
kejadian.
|
|
*
|
Melakukan penggantian/ penjadualan SRU
dilokasi Kejadian.
|
|
5.
|
Mission Conclusion Stage (Tahap Akhir
Misi / Evaluasi)
|
|
Merupakan tahap akhir operasi SAR,
meliputi penarikan kembali SRU dari lapangan ke posko, penyiagaan kembali tim
SAR untuk menghadapi musibah selanjutnya yang sewaktu-waktu dapat terjadi,
evaluasi hasil kegiatan, mengadakan pemberitaan (Press Release) dan
menyerahkan jenasah korban, survivor kepada yang berhak serta mengembalikan
SRU pada instansi induk masing-masing dan pada kelompok masyarakat.
|
Unsur-unsur SAR
Dalam kegiatan SAR ada 4 unsur yang bisa dijadikan penentu keterampilan yang
dibutuhkan sebagai penunjang suksesnya suatu tim sar dalam melakukan operasinya,
yaitu :
Dalam kegiatan SAR ada 4 unsur yang bisa dijadikan penentu keterampilan yang
dibutuhkan sebagai penunjang suksesnya suatu tim sar dalam melakukan operasinya,
yaitu :
1.
Lokasi
kemampuan untuk
menentukan lokasi korban. Hal ini memerlukan
pengetahuan menangani data peristiwa, keadaan korban, keadaan medan dan lainnya.
pengetahuan menangani data peristiwa, keadaan korban, keadaan medan dan lainnya.
2.
Mencapai
kemampuan untuk
mencapai korban. Hal ii memerlukan keterampilan
mendaki gunung, rock climbing, cara hidup di alam bebas, peta, kompas,
membaca jejak, dan lainnya
mendaki gunung, rock climbing, cara hidup di alam bebas, peta, kompas,
membaca jejak, dan lainnya
3.
Stabilisasi
kemampuan untuk menentramkan korban dalam hal ini mutlak
diperlukan pengetahuan P3K, gawat darurat dan lainnya.
kemampuan untuk menentramkan korban dalam hal ini mutlak
diperlukan pengetahuan P3K, gawat darurat dan lainnya.
4.
Evakuasi
kemampuan membawa korban. Hal ini memerlukan keterampilan
seperti halnya “Mencapai”.
kemampuan membawa korban. Hal ini memerlukan keterampilan
seperti halnya “Mencapai”.
Tahapan SAR
Ada beberapa tahapan SAR, Yaitu :
Ada beberapa tahapan SAR, Yaitu :
1.
tahapan keragu-raguan,
sadar bahwa keadaan darurat telah terjadi.
2.
tahapan kesiapan,
melaksanakan segla sesuatunya sebagai tanggapan terhadap suatu kecelakaan,
termasuk juga menadpatkan segala informasi mengenai korban.
3.
tahapan perencanaan,
pembuatan rencana yang efektif dan segala koordinasi yang diperlukan.
4.
tahapan operasi, seluruh
unit bertugas hingga misi SAR dinyatakan selesai
Pencarian pada operasi SAR
Berikut adalah beberapa pola teknis pencarian pada operasi SAR, yaitu:
Berikut adalah beberapa pola teknis pencarian pada operasi SAR, yaitu:
1. Track (T) / track
line
·
Bila seseorang dinyatakan hilang pada
jalur perjalanan yang direncanakan dan tidak diketahui data-data lain, berarti
jalur perjalanan/garis lintasan merupakan satu-satunya data.
·
Selalu dianggap bahwa
sasaran (korban) masih disekitar atau dekat dengan garis rute Pola Track.
·
Untuk usaha pencarian secara fisik yang
pertama kali dapat dilakukan misalnya meminta bantuan pada pesawat komersil
yang kebetulan melintas jalur tersebut.
Pola track line dikenal 4 jenis :
§ TSR (track line, single unit, return)
§ TMR (track line, multi unit, return)
§ TSN (track line, single unit, non return)
§ TMN (track line, multi unit, non return)
2. Parallel (P)
·
Daerah pencarian cukup
luas dan medannya cukup datar.
·
Sangat baik untuk daerah
pencarian yang berbetuk segi empat.
·
Hanya diketahui posisi duga fari sasaran
yang dicari.
Dikenal 9 bentuk :
o PS (parallel track, single unit)
o PM parallel track, multi unit)
o PMR (parallel track, multi unit, return)
o PMN (parallel track, multi unit, non
return)
o PSC (parallel track, singe unit, circle)
o PMC (parallel track, multi unit, circle)
o PSS (parallel track, single unit,
spiral)
o PSL (parallel track, single unit, loran)
o PSA (parallel track, single unit, arc)
3. Creeping (C) /
creeping line
·
Daerah pencarian sempit,
panjang dan kondisinya cukup rata serta datar.
·
Kalau di pegunungan
gunung, regu pencari dengan ola ini kan turun kejurang-jurang atau dataran yang
lebih rendah.
4. Square (SQ)
·
Biasanya digunakan pada
daerah yang datar
·
Dengan pola ini perhitungan
posisi juga harus merupakan kemungkinan yang tepat
·
Pembelokan tidak
sembarangan, tetapi dengan perhitungan
C D
A B
C D
A B
5. Sector (S)
·
Daerah yang disari tidak
luas
·
Daerah pencarian berbentuk
lingkaran
·
Rute regu pencarian
berbentuk segitiga sama sisi
6. Contour (CT)
·
Digunakan di bukit-bukit.
·
Pencarian selalu dimulai
dari puncak tertinggi
·
Anggota SRU
harus berpengalaman, mempunyai kondisi dan daya tahan tinggi.
·
Briefing
harus baik, dengan peta yang cukup luas.
·
Keadaan cuaca
harus baik, termasuk visibility (jangkauan pandang) dan keadaan anginnya.
7. Barrier (B)
·
Digunakan dengan hanya
menunggu atau mencegat dengan perhitungan yang pasti bahwa survivor akan lewat
dengan melihat keadaaan lingkungan.
·
Digunakan jika regu
pencari dan penyelamat tidak bisa mendekati tempat yang terkena musibah
8. Flare
9. Horning
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan pola pencarian
Dari sekian banyak pola pencarian, anda harus memilih yang paling tepat. Pemilihan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ;
Dari sekian banyak pola pencarian, anda harus memilih yang paling tepat. Pemilihan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ;
Ø Ketepatan posisi survivor
Ø Luas dan bentuk daerah pencarian
Ø Jumlah dan jenis unit rescue yang tersedia
Ø Cuaca di dan ke daerah pencarian
Ø Jarak basecamp unit rescue ke lokasi musibah
Ø Kemampuan peralatan bantu navigasi di daerah kejadian
Ø Ukuran sukar dan mudahnya sasaran yang diketahui
Ø Keefektifan taktik yang dipilih
Ø Medan di daerah kejadian
Ø Dukungan logistik ke daerah pencarian
Pola-pola pencarian yang sering
dilakukan pada misi SAR darat (khususnya di Indonesia) adalah track line, parallel,
dan contour. Untuk menamakan sesuatu pada pencarian SAR. Biasanya digunakan
dengan huruf-huruf awal yang terdiri dari 3 huruf. Yaitu:
o Huruf 1 : Pola pencarian yang digunakan,
misalnya T (track line), P (parallel)
o
Huruf 2 : Unit yang terlibat, misalnya : S (single unit), M (multi unit).
o
Huruf 3 : Keterangan pelengkap, misalnya :
·
C = coordinated (dengan koordinasi) atau circle (melingkari)
·
R = radar (digunakan untuk pengendalian) atau return to starting point
·
N = Non return (tidak perlu kembali ke titik awal)
·
L = Loran line (sesuai garis loran)
Taktik pencarian
Taktik pencarian dapat bervariasi, tergantung pada situasi
tertentu. Secara umum hal itu tercakup dalam lima metode pencarian, yaitu :
1.
Taktik pendahuluan
Merupakan usaha-usaha untuk mendapatkan informasi awal, mengoordinir reguregu pencari, membentuk pos pengendali, perencanaan, pencarian awal, dsb.
Merupakan usaha-usaha untuk mendapatkan informasi awal, mengoordinir reguregu pencari, membentuk pos pengendali, perencanaan, pencarian awal, dsb.
2. Taktik
Pembatasan
Menciptakan, membentuk
garis lintas (perimeter) untuk mengurung korban dalam area pencarian
3. Taktik
Pendeteksian
Pemeriksaan terhadap
tempat potensial dan juga menggunakan pencarian
potensial. Pada area tersebut diperhitungkan, ditemukannya korban ataupun jejak atau segala sesuatu yang tercecer yang ditinggalkan korban.
potensial. Pada area tersebut diperhitungkan, ditemukannya korban ataupun jejak atau segala sesuatu yang tercecer yang ditinggalkan korban.
4. Taktik
pelacakan
Melacak jejak atau sesuatu
yang ditinggalkan korban, biasanya pelacakan ini dilakukan dengan anjing
pelacak atau orang yang terlatih mencari dan membaca jejak
5.
Taktik evakuasi
Memberikan perawatan dan
membawa korban untuk perawatan yang lebih lanjut jika diperlukan.
source by : http://www.sispalaequator.blogspot.com
http://www.alamku-bocah-alam.blogspot.com
http://www.wappalafamily.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar